SELAMAT DATANG DI SITUS SERBA SERBI INFORMASI "Dari Anas bin Malik RA, ia berkata Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa menjadikan akhirat tujuannya (niatnya), niscaya Allah akan menjadikan kekayaannya di dalam hatinya. Dia akan mengumpulkan segala urusannya yang tercerai berai, dan dunia datang padanya dalam keadaan hina. Dan barang siapa menjadikan dunia tujuannya (niatnya), niscaya Allah akan menjadikan kefakiran berada di depan matanya. Dia akan mencerai-beraikan segala urusannya yang menyatu, dan tidak datang kepadanya dari dunia kecuali sekadar yang telah ditakdirkan baginya." (HR. Tirmidzi)

Rajin Ibadah Tapi Masuk Neraka

 Rajin Ibadah Tapi Masuk Neraka

Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu beliau berkata: “pernah ditanyakan kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam :


يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّ فُلاَنَةً تَقُوْمُ اللَّيْلَ وَ تَصُوْمُ النَّهَارَ وَ تَفْعَلُ وَ تَصَدَّقُ وَ تُؤْذِي جِيْرَانَهَا بِلِسَانِهَا ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و سلم: لاَ خَيْرَ فِيْهَا هِيَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ 


“Wahai Rasulullah, sesungguhnya si Fulanah suka shalat malam, suka puasa di siang hari, suka mengerjakan (berbagai kebaikan) dan bersedekah, hanya saja ia suka mengganggu para tetangganya dengan lisannya?” Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda : “Tidak ada kebaikan padanya, dia termasuk penghuni neraka.” [HR. Bukhori, al-Adab al-Mufrod 119, Ahmad II/ 440, al-Hakim 7384 dan Ibnu Hibban. Shahih oleh al-Albaniy, lihat Shahiih al-Adab al-Mufrad 88 dan Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahihah 190)]


Dalam hadits diatas disebutkan bahwa meskipun seseorang dikenal mengerjakan jenis banyak amalan ibadah seperti mengerjakan sholat malam, puasa sunnah dan banyak bersedekah dan amalan-amalan kebaikan lainnya. Tetapi jika dia tidak dapat mengendalikan lisannya berupa ucapan dusta, celaan, makian, hinaan, menyebarkan aib saudaranya, mengghibah saudaranya, namimah (mengadu domba) dan lain sebagainya, maka tempat yang pantas untuknya adalah neraka. Meskipun banyak dia beramal sholeh.


Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Berapa banyak Anda lihat orang yang mampu menjaga dari perbuatan keji dan kezhaliman, sementara itu lisannya mencela (menjatuhkan) kehormatan orang-orang yang masih hidup dan juga orang-orang yang telah mati, tanpa peduli sedikitpun tentang apa yang ia ucapkan.” (Ad-Da’ wa ad-Dawa’ halaman 191)

Shahihfiqih

(Ustadz Rosyid Aina Nahnu min Akhlaqis Salaf)

Post a Comment

أحدث أقدم